Rabu, 25 Mei 2011

Penatalaksanaan Linggir Flabby dengan Tehnik Pencetakan




PENATALAKSANAAN LINGGIR FLABBY

Jaringan Flabby merupakan respon dari jaringan ikat yang mengalami hiperlplasia yang awalnya diakibatkan oleh trauma atau luka yang tidak dapat ditoleransi pada residual ridge. Makin tebal jaringan hiperplastik yang terbentuk, makin besar pula derajat flabby mukosa. (Boucher,1990)
Flabby ridge adalah kondisi jangan lunak yang berlebih diatas alveolar ridge dan sering terdapat pada anterior superior karena masih adanya gigi anterior pada mandibula. Alveolar telah mengalami resorbsi yang banyak, dan digantikan oleh jaringan fibrous, yang juga bisa bersifat hypermobile tissue. Hal ini mengakibatkan hasil akhir pembuatan prothesa stabilitas dan fungsi fisiologisnya akan berkurang. Pada kasus yg ekstrim hampir seluruh alveolar ridge mengalami perubahan.(Basker,RM)

Etiologi flabby mukosa adalah kompleks, yaitu: (Boucher)
1.      Perubahan socket tulang alveolar pasca pencabutan
2.      Trauma pemakaian gigi tiruan
3.      Penurunan sisa alveolar secara bertahap
4.      Perubahan dalam profil jaringan lunak dan fungsi sendi temporomandibula
5.      Perubahan dalam perbandingan relatif dari kedua rahang.
6.      Kebiasaan-kebiasaan dan lamanya pemakaian gigi tiruan
7.      Berbagai tekanan yang menyimpang dan berlebihan


Perawatan flabby mukosa sebelum pembuatan gigi tiruan mutlak diperlukan agar dihasilkan fungsi yang baik ketika pasien menggunakan gigi tiruan.  Manajemen pada kondisi ini masih sesuatu yang kontroversial,  pendapat yang ada terbagi atas dua. Pendapat pertama dengan tindakan bedah, yaitu membuang jaringan fibrous linggir flabby yang sangat ekstrim dan daerah ridge yang bergerak saja secara hati-hati pada setiap kasus, dimana kondisi kesehatan pasien juga harus diperhatikan. Mengurangi linggir yang atrofi dengan pembedahan menyebabkan linggir yang rendah dan datar atau linggir yang tajam dengan lapisan mukosa yang tipis. (Basker,RM)

Pendapat kedua mempunyai pandangan yang berlawanan, menganggap bahwa tindakan bedah hendaknya dihindari karena jaringan fibrosa dapat berfungsi sebagai bantalan yang mengurangi trauma pada jaringan tulang dibawahnya. Bila jaringan lunak diambil, harus diganti dengan bahan landasan gigi tiruan yang lebih tebal dan berat berikut sulkusnya menjadi dangkal. 1,2,3,4,5
Menurut Boucher (1994) hampir semua kasus flabby dapat dibuatkan gigi tiruan dengan baik tanpa tindakan bedah. Pembuatan gigi tiruan lengkap dikatakan berhasil apabila memiliki retensi yang memadai, stabilisasi dan dukungan (support) yang baik seperti keseimbangan otot-otot yang memadai. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan gigi tiruan lengkap pada kasus flabby antara lain yaitu tehnik pencetakan.
Tujuan utama pencetakan adalah untuk memperoleh retensi, stabilisasi dan support bagi gigi tiruan yang berguna untuk menjaga kesehatan jaringan di dalam rongga mulut. Terdapat beberapa teknik pencetakan dalam management flabby mukosa ini. Meski demikian tujuan dari semua teknik tersebut umumnya sama, yaitu untuk mengurangi pergerakan (distorsi) pada flabby tissue selama berfungsi. Bahan cetak yang digunakan yaitu hidrocolloid irreversible (alginate), impression plaster dan low atau medium viscosity elastomer. Untuk mendapatkan cetakan awal dapat menggunakan tehnik minimal displacive atau selective pressure impression tehnik. (Finber Allen, 2005)
Pada pasien edentolus khususnya dengan mukosa flabby, selain teknik mencetak kita juga harus memperhatikan konstruksi sendok cetak dan bahan cetak.  Jenis cetakan bagaimanapun yang akan dibuat, sendok cetak merupakan bagian yang terpenting dari prosedur pembuatan cetakan. Sendok cetak tidak boleh menyebabkan distorsi atau perubahan bentuk pada jaringan dan struktur yang harus berkontak dengan tepi-tepi serta permukaan poles gigi tiruan. Sendok cetak perorangan dibuat dengan peripheral seal yang disesuaikan per individu sehingga dapat mengendalikan jaringan lunak disekitar cetakan tetapi tidak menimbulkan distorsi.1,2,4,5

Tehnik Pencetakan Flabby Mukosa
1.      Tehnik double impression
2.      Tehnik window

Tehnik Double Impression:
Tehnik pencetakan dibagi 2 tahap, yaitu:

1.      Tehnik pencetakan anatomis atau preliminary impression
Pencetakan menggunakan tehnik yang bersifat mukostatis atau non pressure impression agar tidak mengubah jaringan, sebab bila menggunakan teknik mukopressure dapat terjadi distorsi pada jaringan fibrosa saat dicetak, sehingga gigi tiruan hanya akan cekat bila ada tekanan oklusal. Sendok cetak yang digunakan adalah sendok cetak yang berukuran tidak terlalu besar (tidak sama dengan sendok cetak untuk rahang edentolus), dengan dua ketebalan lilin sebagai tissue stop yang terletak pada sendok cetak untuk mendapatkan kestabilan.
Bahan alginate diletakkan mencakup labio lingual linggir flabby, dan sendok cetak beserta alginat tersebut diletakkan pada linggir dengan hati-hati. Terbentuklah cetakan yang bersifat mukostatis dan digunakan sebagai model studi.
 
Saat gigi tidak berkontak, sifat elastis dari jaringan yang tertekan akan menekan gigi tiruan kebawah dan menyebabkan hilangnya retensi. Tambahan, bila tekanan oklusi yang terputus-putus (intermitten) menimbulkan efek pompa yang menimbulkan trauma pada jaringan.
Jika gigi tiruan dibuat di atas model hasil cetakan mukostatik dari prosessus alveolaris yang kenyal dalam keadaan istirahat, maka gigi tiruan akan tetap berkontak dengan jaringan saat gigi tidak dalam keadaan oklusi. Dengan demikian retensi pada kasus tersebut akan optimal. Dukungan terutama akan diperoleh dari palatum durum dan daerah keras lainnya, dan bukan dari jaringan yang kenyal.

2.      Tehnik pencetakan fisiologis atau secondary impression
Pencetakan fisiologis menggunakan teknik selektive pressure impression. Model studi yang dibuat dengan tehnik pencetakan mukostatik tadi, daerah linggir pada model studi ditutupi dengan tiga lapis landasan lilin.
Sendok cetak yang mengenai linggir yang flabby dibuat lubang-lubang agar bahan cetak yang berlebihan dapat mengalir keluar dengan bebas. Dimana sendok cetak dapat menutupi daerah mukosa yang stabil.

Bahan cetak silicone rubber disemprotkan menyeluruh pada labio lingual linggir flabby, kemudian sendok cetak dengan bahan cetak diletakkan perlahan pada linggir flabby dan tekanan hanya diaplikasikan pada daerah yang stabil juga sekalian membentuk cetakan fungsional yaitu menekan hanya pada bagian posterior juga membentuk border molding.
Prosedur ini memungkinkan untuk keduanya bersifat mukostatik untuk linggir yang flabby dan cetakan yang menggunakan tekanan untuk mukosa yang stabil. Tehnik pencetakan ini memungkinkan untuk mendapatkan retensi yang baik pada gigi tiruan.

Window Tehnik
Tehnik pencetakan ini juga menggunakan dua tahap pencetakan yaitu pencetakan anatomis dan fisiologis.
1.      Pencetakan anatomis
Dilakukan pencetakan seperti pencetakan pada double impression yaitu mucostatis hingga didapatkan model study.
2.      Pencetakan fungsional
Pada model study dibuatkan sendok cetak pribadi dari shellac, setelah didapat kita buang bagian sendok cetak yaang menutupi bagian linggir yang flabby, hingga didapat seperti jendela (window tehnik)

 Pembentukan batas pinggir atau batas mukosa bergerak dan tak bergerak pada sendok cetak dibuat dengan menggunakan bahan cetak thermoplastic yaitu compound berguna untuk mendapatkan perluasan sayap landasan gigi tiruan. sendok cetak juga dibuatkan lubang-lubang tambahan agar bahan yang berlebih bisa keluar.
3.      Pencetakan dilakukan menggunakan sendok cetak dengan jendela tersebut. Bahan cetak diletakkan pada sendok cetak, kemudian dilakukan penekanan (mukopressure) pada rahang. Setelah itu bagian flabby yang terbuka kita aplikasikan bahan cetak dengan menggunakan kuas dengan hati-hati agar tidak terjadi perubahan bentuk pada jaringan flabby.






DAFTAR PUSTAKA


1.      Boucher LJ and Renner RP. Treatment of Partial Edentolus Patient. St Louis-Toronto-London: The CV Mosby Co.1982.
2.      Zarb GA dkk. Buku Ajar Prosthodonti untuk Pasien Tak Bergigi Menurut Boucher.alih Bahasa MardjonoD. EGC Jakarta. 1994.
3.      Monica Mihaela et.al. Clinical Histological and Therrapeutic Study regarding the variations of the edentulous ridge’s mucosa. Romanian journal of Morphology and embriology 2009, 50(3) 441-445.
4.      Hrizdana Hadjieva. Selective Pressure Impressions Methods For Total Dentures by Patient with Loose and Hypermobile Mucosa on The Alveolar Ridge’s. Journal of IMAB, annual Proceeding 2005 (book 2).
5.      Basker, RM. Prostethetic Treatment of the Edentolous Patient. 4th edition.BlackWell.
6.      Damayanti, L. Perawatan Pasien Lansia dengan Flat Ridge/ Flabby Mukosa. Pustaka Unpad.2009
7.      Finber, Allen. Management Flabby Mucosa.Dental journal. 2005

 


Sabtu, 21 Mei 2011

Bahan Cetak Non Elastik


BAB I
PENDAHULUAN
(William.J.O’Brien 2002)
Dalam keseharian kedokteran gigi, kita menggunakan bahan cetak untuk membuat replika gigi dan jaringan di dalam rongga mulut yang meliputi ginggiva, alveolar bone atau residual ridge, palatum durum dan molle, dan frenulum. sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya. Model gigi tersebut digunakan oleh dokter gigi sebagai model studi maupun sebagai model kerja. Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat tiruan dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus memenuhi kriteria sebagai berikut. Pertama, bahan tersebut harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut. Kedua, selama di mulut bahan tersebut harus berubah (mengeras) menjadi bahan padat menyerupai karet dalam waktu tertentu, idealnya waktu pengerasan total harus kurang dari 7 menit. Akhirnya cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat dituang. 1,2,5
Bahan cetak dapat dikelompokkan menurut sifat mekanisnya. Ada 2 jenis bahan cetak, yakni bahan cetak elastis dan bahan cetak non-elastis. Bahan cetak non elastis dibagi lagi menjadi bahan cetak non elastis yang irreversible dan bahan cetak non elastis yang reversible. Sedangkan bahan cetak elastis, dapat dibagi lagi menjadi bahan cetak hidrokoloid dan bahan cetak elastomer tanpa air.1,2,8
Bahan cetak non elastis dibedakan menjadi irreversible dan reversible. Contoh dari bahan cetak jenis ini yang irreversible ialah plaster of paris dan zinc oxyde eugenol. Sedangkan contoh dari yang reversible ialah malam dan compound. Bahan cetak jenis ini memiliki sifat keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui undercut tanpa mematahkan atau mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum ditemukannya cetakan agar. Meskipun bahan tersebut sudah tidak dipakai lagi untuk pasien bergigi, bahan tidak elastis ini memiliki keunggulan dalam pembuatan cetakan untuk pasien tak bergigi. Sebenarnya bahan cetak zinc oxyde eugenol dan plaster of paris disebut bahan cetak mukostatik karena bahan tersebut tidak menekan jaringan selama perlekatan cetakan.1,2,3

According to Mode of Setting and Elasticiy 3
Mode of Setting
Rigid /non Elastic
Elastic
Set by chemical reaction
(irreversuble or thermoset)
Impression plaster
Zinc oxide eugenol
Alginate hydrocolloid
Non-aqueous elastomers,
e.g. Polysulfide polymer
polyether, Silicon
Set by temperatur change (reversible/ thermoplastic)
Compound /wax

Agar hydrocolloid















BAB II
BAHAN CETAK NON ELASTIK
2.1  ZnO-Eugenol
Zink oksid eugenol telah diformulasikan untuk berbagai kegunaan dalam kedokteran gigi, dan memiliki kelebihan obat tertentu. Zink oksid eugenol biasa diaplikasikan sebagai bahan cetak, periodontal surgical dressing, bite registration paste, temporary filling material dan root canal filling cementing medium.6
Zink oksid eugenol sebagai bahan cetak  tersedia dalam bentuk  dua pasta dengan warna yang berbeda, yaitu base paste dan reactor paste (accelerator). 1,2,3,4,6
Komposisi 1,2,3,4
Base Paste

Accelerator Paste

Zinc Oxide
Fixed vegetable or mineral oil
87%
13%
Oil of cloves or Eugenol
Gum or polymerised rosin
Filler (silica type)
Lanolin
Resinous Balsam
Accelerator solution (CaCl2) and colouring agent
12%
50%
20%
3%
10%
5%

Fixed vegetable or mineral oil : bahan pembuat plastis dan membantu menghilangkan aksi eugenol sebagai iritan.
Oil of cloves or Eugenol : pengganti eugenol yang digunakan untuk mengurangi rasa terbakar
Gum or polymerised rosin :mempercepat reaksi
Resinous Balsam: meningkatkan flow
Accelerator solution (CaCl2) : mempercepat setting time

Reaksi Kimia
Mekanisme pengerasan bahan zinc oksida eugenol terdiri dari hidrolisis zinc oksid dan reaksi berikutnya antara zinc hidroksida dan eugenol untuk membentuk suatu gumpalan. Reaksi tersebut ditulis sebagai:
Zn + H2O à Zn(OH)2
Zn(OH)2 +2HE (asam, eugenol)à ZnE2 garam (zinc eugenolte)+2H2O

Air dibutuhkan untuk mengawali reaksi dan juga merupakan hasil samping dari reaksi. Jenis reaksi ini seringkali disebut otokatalitik. Ini adalah alasan mengapa reaksi lebih cepat terjadi pada lingkungan lembab. Reaksi pengerasan dipercepat dengan adanya zinc acetat dihidrat, yang lebih larut dibanding zinc hidroksida dan dapat memberi ion ion zinc lebih cepat. Asam asetik adalah suatu katalis yang lebih aktif untuk reaksi pengerasan dibanding dengan air, karena asam tersebut meningkatkan kecepatan pembentukan zinc hidroksida. Temperatur atmosper tinggi juga mempercepat reaksi pengerasan.1,2
Initial time, yang mencakup dari dimulainya pengadukan sampai cetakan diletakkan kedalam mulut dengan tepat bervariasi antara 3 sampai 6 menit. Waktu pengerasan akhir (final set) dimana bahan tidak bisa lagi dibentuk bervariasi 10 (untuk pasta tipe I/keras) sampai 15 menit (tipe II/lunak).1,2,3
Faktor-faktor yang mempengaruhi setting time bisa saja dikendalikan oleh produsen produk tersebut, namun sebagai operator yang berhubungan langsung dengan aplikasi bisa saja mengendalikan setting time tersebut seperti:1,2,3
1.      Penambahan sejumlah kecil bahan accelerator atau beberapa tetes air
2.       pada eugenol sebelum mencampur pasta dapat memperpendek setting time.
3.      Mendinginkan spatula dan lempeng pengaduk bisa memperpanjang setting time.
4.      Menambahkan minyak dan malam tertentu selama pengadukan, seperti zaitun dll dapat memperpanjang setting time. Namun tindakan ini bisa mengurangi kekakuan bahan dan adukan tidak homogen.
5.      Mengubah rasio kedua pasta
6.      Memperpanjang waktu pengadukan, akan memperpendek setting time.

Kedua pasta tersedia dalam warna yang berbeda . Pasta dengan perbandingan yang benar (biasanya sama panjang/ 1:1) dicampur pada slab/mixing pad dengan spatel flexible sampai diperoleh warna yang homogen. Pasta bisa diperoleh dengan menekan kedua pasta dengan panjang yang sama masing-masing dari tiap tube. Biasanya diaduk pada kertas tahan minyak ataupun lempeng kaca pengaduk.1,2,6
Bahan ini biasanya dipergunakan dalam bagian tipis (2-3 mm) sebagai cetakan akhir. Cetakan dengan zinc oksid eugenol dapat dilakukan dengan menggunakan sendok khusus yang sangat rapat atau menggunakan basis gigi tiruan yang ada terutama basis gigi tiruan yang hendak di-relining. Bahan ini dapat kompatibel dengan bahan model dental stone. Pasta dapat dikeluarkan dari stone dengan cara melunakkannya dalam air suhu 600. Desinfeksi yang disarankan untuk zinc oksid eugenol adalah 2% alkaline glutaraldehyde solution

Properti dan Sifat fisika, mekanis zinc oksid eugenol1,6
Pasta dengan konsistensi tebal atau viskositas tinggi dapat menekan jaringan, sementara bahan yang tipis dan cair menghasilkan cetakan negatif dari jaringan dalam kondisi istirahat dengan sedikit atau tanpa tekanan. Pada keadaan apapun, pasta cetak harus homogen. Semakin berat konsisitensi bahan, kekuatannya semakin besar.
Bahan cetak zinc oksid eugenol tersedia dalam 2 tipe yaitu: tipe I viscositas tinggi, bisa menekan jaringan dan setting time pendek. Tipe II lebih encer dari tipe I, tipe ini bisa merekam jaringan tanpa atau dengan tekanan kecil.6
1.      Flow
Aliran pasta setelah pengadukan memungkinkan (cukup) untuk mengaliri dan membentuk/ mencatat detail cetakan jaringan, dan aliran akan berkurang dengan bertambahnya waktu seiring dengan setting time.
2.      Kestabilan Dimensi
Tidak terdapat perubahan dimensional selama proses setting, atau kalau pun ada hanya sedikit (<0,1%)
3.      Rigidity dan Strength.6
Bahan cetak ini tidak boleh fraktur atau rusak ketika dikeluarkan dari dalam mulut. Compressive strength 7 Mpa selama 2 jam setelah pengadukan.
4.      Pertimbangan Biologi3
Pasta yang mengandung eugenol dapat mengiritasi, memberi rasa gatal, atau rasa seperti terbakar dan rasanya tetap lengket sehingga banyak pasien menganggapnya tidak menyenangkan, sehingga bibir pasien biasanya diolesi vaselin (petroleum jelly) terlebih dulu. Bila sensasi berlebihan pada pasien bisa digunaka zinc oksid non eugenol.3
5.      Detail Reproduksi
Dapat mencatat detail permukaan dengan akurat karena flow yang baik.
Keuntungan 3                    
1.      Stabilitas dimensi Bagus
2.      permukaan akurat dan detail
3.      mempunyai working time yang cukup
4.      dapat merekam jaringan mulut tanpa kerusakan
5.      Mucostatic

Kekurangan
1.      Bahan ini tidak elastic hingga tidak dapat mencatat daerah undercut
2.      Hanya set cepat di bagian tipis
3.      Eugenol alergi pada beberapa pasien
.
2.2 Compound
Compound adalah bahan cetak yang bersifat rigid, reversible dengan perubahan fisikal. Dengan pemanasan compound menjadi melunak dan kondisi dingin akan mengeras. Bahan cetak ini digunakan untuk mencetak edentolus pasien, juga bisa digunakan dalam konservasi gigi untuk mencetak single tooth.1,2,3,6
Klasifikasi
ADA spesifikasi membagi compound menjadi 2 tipe :3,6
a.       Tipe I : Impression Compound/ High fusion compound (60-65o)
Tipe ini mempunyai viskositas yang tinggi. Biasanya digunakan sebagai bahan cetak pada edentolus pasien. Cetakan dibuat pada sendok cetak individual untuk membuat cetakan fungsional/akhir. Bisa juga digunakan untuk mencetak single tooth
b.      Tipe II:Tray Compound/ Low fusion compound (50-55o)
Tipe ini mempunyai viskositas yang rendah

Compound, juga disebut modeling plastic, dilunakkan dengan pemanasan, dimasukkan dalam sendok cetak, serta diletakkan pada jaringan sebelum bahan mengeras. Indikasi utama penggunaannya adalah untuk mencetak linggir tanpa gigi. Kadang-kadang compound digunakan dalam kedokteran gigi operatif untuk mencetak preparasi single tooth atau untuk membuat stabil pita matrikx atau alat operatif lainnya. Untuk mencetak gigi tunggal, pita tembaga silindris (disebut pita matriks) diisi dengan bahan compound yang sudah dilunakkan. Pita yang terisi kemudian ditekan di atas gigi, menekan compound beradaptasi dengan preparasi gigi. Cetakan seperti itu kadang disebut cetakan tube. Setelah compound didinginkan, cetakan dilepas, dan hasil cor, atau die, dibuat dari cetakan tersebut.1,2
Compound yang agak lebih kental, disebut compound sendok cetak, dapat digunakan untuk membentuk sendok cetak dalam pembuatan gigi tiruan. Suatu cetakan jarungan lunak diperoleh dari compound sendok cetak seperti yang digambarkan. Cetakan ini disebut cetakan primer. kemudian digunakan sebagai sendok cetak untuk menahan lapisan tipis bahan cetak kedua, yang akan ditempatkan langsung menghadap jaringan. Cetakan ini disebut sebagai cetakan sekunder. Cetakan sekunder dapat juga dibuat dari pasta oksida seng eugenol, adalah untuk membentuk tepi (border molding) sendok cetak perseorangan dari akrilik selama mencoba sendok cetak. Ada dua bentuk dasar compound cetak, yaitu bentuk kue dan stick (batang).1,2
Komposisi
Komposisi compound terdiri dari :1-6
1.      Resin dan wax,
Malam atau resin dalam compound cetak adalah kandungan utama dan membentuk matriks.
2.      Plasticisers.
Karena malam tersebut rapuh, substansi seperti shellac, asam stearic, dan gutta percha ditambahkan untuk meningkatkan plastisitas dan kemampuan kerja
3.      Fillers
Banyak bahan diperkuat atau sebaliknya, diubah sifat fisknya dengan penambahan partikel kecil bahan lembam, biasanya dikenal sebagai bahan pengisi, yang secara kimia berbeda dengan kandungan utama atau kandungan lainnya
4.      Colouring

Struktur ini terlalu cair untuk ditangani dan memberikan kekuatan yang rendah meskipun pada temperature ruangan. Karena itu, bahan pengisi harus ditambahkan. Bahan pengisi meningkatkan viskositas pada temperature di atas temperature mulut dan meningkatkan kekerasan compound pada temperature ruang. Struktur compound cetak agak seperti suatu komposit. Konsep komposit digunakan secara luas dalam produksi bahan kedokteran gigi. (Anusavice, Kenneth J ;150)
Sifat termal.
Pelunakan dengan panas adalah suatu persyaratan dalam penggunaan compound. Kegunaannya ditentukan oleh respon terhadap perubahan temperature dalam lingkungan sekitarnya.1,2
Temperatur fusi.
Temperature fusi adalah batas temperature yang menunjukkan penurunan sifat plastis (bahan dalam proses pendinginan). Di atas temperature ini bahan yang dilunakkan tetap bersifat plastis sementara cetakan dibuat. Jadi, setiap detail jaringan mulut lebih mudah diperoleh. Begitu sendok cetak dimasukkan ke dalam mulut, sendok cetak harus ditahan secara kuat pada posisinya sampai cetakan mendingin di bawah temperature fusi. Pada keadaan apapun, cetakan tidak boleh diganggu atau dikeluarkan sampai bahan tersebut mencapai temperature mulut.1-6
Tipikal cooling pada bahan cetak compound :3,6
·         Softening temperature to fusion temperature (45-43derajat)
·         Fusion temperatur (42,5 derajat)
·         Fusion temperature to mouth preparation (42,5-37 derajat)

Konduktivitas termal dari bahan ini adalah rendah, sehingga perlu waktu tambahan untuk memperoleh pendinginan dan pemanasan yang sempurna dari bahan compound. Adalah penting bahwa bahan lunak merata pada saat sendok cetak dimasukkan dan dingin menyeluruh dalam sendok cetak sebelum cetakan dikeluarkan dari mulut. Biasanya air dingin dapat disemprotkan pada sendok cetak ketika di dalam mulut, sampai compound mengeras merata sebelum dikeluarkan. Kegagalan memperoleh bahan yang mengeras sempurna sebelum dikeluarkan, dapat menghasilkan distorsi besar pada cetakan.1,2
Rata-rata kontraksi linier compound cetak pada pendinginan dari temperature mulut sampai temperature ruang 25 derajat C bervariasi antara 0,3% sampai 0,4%. Kesalahan yang disebabkan dari besarnya kontraksi ini tidak bisa dihindari, dan merupakan kesatuan dari teknik. 1,2



Pelunakan compound cetak.
Compound dapat dilunakkan secara pemanasan langsung (diatas api) atau tidak langsung (didalam oven). Bila api langsung digunakan, compound tidak boleh dibiarkan mendidih atau terbakar sehingga kandungan di dalamnya menguap. Bila sejumlah besar compound, seperti yang dibutuhkan untuk mencetak seluruh rahang, hendak dilunakkan, disarankan melakukan perendaman dalam air. Perendaman terlalu lama atau terlalu panas dalam rendaman air tidaklah diindikasikan; compound dapat menjadi rapuh dan berbutir bila beberapa kandungan berberat molekul rendah terlepas dari bahan. 1,2,6
Pelunakan compound adalah satu-satunya cara mengeluarkan model dari compound cetak setelah stone mengeras. Metode yang dianjurkan adalah merendam bahan cetak dalam air hangat sampai compound cukup lunak sehingga dapat dipisahkan dengan mudah dari model. 1,2
Aliran.
Setelah compound melunak, dan selama periode dicetakkan ke jaringan mulut, bahan harus dengan mudah mengalir untuk menyesuaikan dengan jaringan sehingga setiap detail dan tanda-tanda dalam mulut terpindahkan secara akurat. Di lain pihak, bila jumlah aliran pada temperature mulut terlalu besar, distorsi dapat terjadi ketika cetakan dikeluarkan dari mulut. 1,2
Distorsi
Relaksasi dapat terjadi baik selama waktu yang boleh dikatakan amat singkat atau dengan peningkatan temperature. Hasilnya adalah kerusakan atau distorsi cetakan. Untuk meminimalkan distorsi, prosedur paling aman adalah melakukan pendinginan bahan cetak dengan seksama sebelum dikeluarkan dari mulut dan membuat hasil cor atau die secepat mungkin setelah cetakan diperoleh, sedikitnya dalam waktu satu jam. 1,2
Keuntungan 3
1.      Bahan cetak dapat digunakan kembali (pada pasien yang sama) pada kasus yang terjadi kesalahan
2.      Ketidakakuratan dapat diperbaiki kembali tanpa bahan cetak yang baru
3.      Akurasi dapat ditingkatkan dengan menyala bahan permukaan
4.      Bahan ini cukup baik untuk mendukung cetakan  itu sendiri terutama di bagian tepi (peripheral), yang tidak akanmudah patah meski tanpa didukung oleh sendok cetak.
Kerugian 3
1.      Sulit mendapatkan rekaman secara detail karena high viskositas
2.      Menekan jaringan (mucocompression)
3.      Berubah karena kecilnya stabilitas dimensi
4.      Sulit dikeluarkan dari mulut bila ada beberapa daerah undercut
5.      Kemungkinan bisa terjadi overextension terutama didaerah peripheral






BAB III
KESIMPULAN

Bahan cetak dapat dikelompokkan menurut sifat mekanisnya. Ada 2 jenis bahan cetak, yakni bahan cetak elastis dan bahan cetak non-elastis. Bahan cetak non elastis dibagi lagi menjadi bahan cetak non elastis yang irreversible dan bahan cetak non elastis yang reversible. Sedangkan bahan cetak elastis, dapat dibagi lagi menjadi bahan cetak hidrokoloid dan bahan cetak elastomer tanpa air.1,2,8
Bahan cetak non elastis dibedakan menjadi irreversible dan reversible. Contoh dari bahan cetak jenis ini yang irreversible ialah plaster of paris dan zinc oxyde eugenol. Sedangkan contoh dari yang reversible ialah malam dan compound. Bahan cetak jenis ini memiliki sifat keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui undercut tanpa mematahkan atau mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum ditemukannya cetakan agar. Meskipun bahan tersebut sudah tidak dipakai lagi untuk pasien bergigi, bahan tidak elastis ini memiliki keunggulan dalam pembuatan cetakan untuk pasien tak bergigi. Bahan cetak zinc oxyde eugenol dan plaster of paris disebut bahan cetak mukostatik karena bahan tersebut tidak menekan jaringan selama perlekatan cetakan.1,2,3




DAFTAR PUSTAKA


  1. Anusavice, Kenneth J. Phillips’ Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10. 2004. Alih bahasa Arief Budiman .  EGC.
  2. Anusavice, Kenneth J. Phillip’s. Sciences of Dental Materials. Eleventh edition. 2003. Saunders.
  3. Manappallil, John.J.  Basic Dental Material. Second edition. Jaypee.
  4. Van Noort, Richard. Introduction to Dental Materials. Third edition. Mosby.
  5. Gladwin, M and Bagby,M. Clinical Aspect of Dental Material Theory, Practice and cases. Third Edition. Wolter Kluwer.
  6. Gowri,S et.al. Synopsis Of Dental Materials. First Edition. Paras Medical Publisher.
  7. John F. Mc Cabe. Apllied Dental Materials. Ninth Edition. Blackwell.
  8. William J,O’Brien. Dental Materials and Their Selection. Third Edition. 2002. Quintessence Pubhlishing.